BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam perjalanan
sejarah bangsa, gerakan perempuan mewarnai perjuangan berdirinya bangsa
Indonesia. Beberapa tokoh perempuan berada di garis depan perjuangan melawan
penjajah. Pada masa mempertahankan kemerdekaan tokoh-tokoh perempuan
berpartisipasi dan menyebar di berbagai bidang.Masa orde baru pergerakan
perempuan menyelusup diantara instansi-intansi dan mewarnainya dengan isu-isu
keperempuanan.Pada masa reformasi hingga saat ini, pergerakan perempuan justru
semakin nyata dalam menancapkan kukuhnya di dunia politik.
Gerakan perempuan
Indonesia mencatat tanggal 22 Desember adalah sebuah titik awal sebuah gerakan
perempuan secara nasional.Gagasan itu dicerna kaum perempuan yang aktif dalam
gerakan Kebangkitan Nasional 1908.Gejolak rasa nasionalisme dibulatkan dalam
bentuk Sumpah Pemuda tahun 1928, kemudian ditindaklanjuti oleh Kongres
Perempuan Indonesia tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.Kongres ini diikuti
oleh 30 organisasi perempuan dari seluruh Indonesia.Pada waktu itu resolusi
penting yang dideklarasikan adalah “tuntutan terhadap upaya peningkatan kondisi
perempuan”.
B.
Rumusan Masalah
1. Sejarah singkat KOPRI
2. Susunan pengurus PB PMII dan PB KOPRI PMII
3. KOPRI sebagai asset pemberdayaan perempuan
4. Membangun citra diri kader
5. Strategi pemberdayaan perempuan
BAB II
KOPRI
a. Sejarah Singkat Kopri
Perjalanan sejarah organisasi yang
bernama Korps PMII Putri yang disingkat KOPRI mengalami proses yang panjang dan
dinamis. KOPRI berdiri pada kongres III PMII pada tanggal 7-11 Februari 1967 di
Malang Jawa Timur dalam bentuk Departemen Keputriandengan berkedudukan di
Surabaya Jawa Timur dan lahir bersamaan Mukernas II PMII di Semarang Jawa
Tengah pada tanggal 25 September 1976. Musyawarah Nasional pertama Korp PMII
Putri pada kongres IV PMII 1970. Kopri mengalami keputusan yang pahit ketika
status KOPRI dibubarkan melalui voting beda suara pada kongres VII di Medan.
Kemudian pada
periode 1973-1988 KOPRI bubar. Hal ini disebabkan karena selama periode
1970-1973 PP KOPRI tidak pernah mengadakan kegiatan dan dinilai gagal, yang
klimaksnya mereka tidak mampu membuat Laporan Pertanggungjawaban pada Kongres V
PMII di Ciloto Jawa Barat tahun 1973. Dengan ketua KOPRI saat itu Adibah Hamid.
Pada Kongres V ini tidak ada satu orangpun pengurus PP KOPRI yang hadir,
sehingga Kongres mengeluarkan Pernyataan Ciloto yang isinya meminta pengurus
KOPRI mengadakan Mubes khusus KOPRI dengan limit waktu enam bulan.
KOPRI dibentuk
kembali pada Kongres IX PMII di Surabaya tahun 1988 dengan ketua Khofifah,
sekretaris Ulha Soraya.Sampai pada Kongres XII PMII di Medan Sumatera Utara tahun
2000, KOPRI bubar kembali.Dengan ketua KOPRI saat itu Luluk Hur Hamidah,
sekretaris Wahidah Suaeb.KOPRI dibubarkan berdasarkan hasil voting, yang
berbeda hanya satu suara. Merasa pengalaman pahit itu terasa, bahwa kader-kader
perempuan PMII pasca Kongres di Medan mengalami stagnasi yang berkepanjangan
dan tidak menentu, maka oleh sebab itu kader-kader perempuan PMII menganggap
perlu dibentuknya wadah kembali, Kongres XIII di Kutai Kertanegara Kalimantan
Timur pada tanggal 16 – 21 April 2003 sebagai momentum yang tepat untuk
memprakarsai adanya wadah, maka terbentuklah POKJA Perempuan dan kemudian
lahirlah kembali KOPRI di Jakarta pada tanggal 29 September 2003 dengan ketua
KOPRI Winarti dan sekretaris Nina Hunainah pada periode kepengurusan A. Malik Haramain
2003-2005.
Merasa pengalaman pahit itu terasa,
bahwa kader-kader perempuan PMII pasca konres di Medan mengalami stagnasi yang
berkepanjangan dan tidak menentu, oleh sebab itu kader-kader perempuan PMII
mengganggap perlu dibentuknya wadah kembali, kongres XIII di Kutai Kertanegara
Kalimantan Timur pada tanggal 16-21 April 2003 sebagai momentum yang tepat
untuk memprakarsai adanya wadah. Maka, terbentuklah POKJA perempuan
dan kemudian lahirlah kembali KOPRI di Jakarta pada tanggal 29 September 2003
karena semakin tajam semangat kader perempuan PMII maka pada kongres di Bogor
tanggal 26-31 Mei tahun 2005 terjadi perbedaan kebutuhan maka terjadi voting
atas status KOPRI denga suara terbanyak menyatakan KOPRI adalah Otonom
sekaligus memilih ketua umum PB KOPRI secara langsung sehingga terpilih dalam
kongres sahabati Ai maryati Shalihah.
b. Susunan Pengurus PB PMII dan PB Kopri PMII
KETUA PMII DAN
KETUA KOPRI
PERIODE
1960-2013
Periode 1960-1961
Hasil Musyawarah Mahasiswa
Nahdliyin di Surabaya 14-16 April 1960
Ketua Umum PMII : Mahbub Junaidi
Sekretaris Umum : H. Said Budairi
Departemen Keputrian : Mahmudah Nahrowi
Periode 1961-1963
Kongres I PMII di Tawangmangu
Surakarta Jateng Desember 1961
Ketua Umum PMII : Mahbub Junaidi
Sekretaris Umum : H. Said Budairi
Departemen Keputrian : Enny Suhaeni
Periode 1963-1967
Kongres II PMII di Kaliurang
Yogyakarta 25-29 Desember 1963
Ketua Umum PMII : Mahbub Junaidi
Sekretaris Umum : Harun Al-Rasyid
Departemen Keputrian : Enny Suhaeni
Periode 1967-1970
Kongres III PMII di Malang Jawa
Timur 7-11 Februari 1967
Ketua Umum : M. Zamroni
Sekretaris Umum : Fahmi Ja’far
Departemen Keputrian : Tien Hartini
PP Badan KOPRI :
(Hasil Mukernas II PMII Semarang 25 September 1967)
Ketua Umum : Ismi Maryam BA
Sekretaris Umum : Maryamah BA
Kedudukan : di Jakarta
Catatan : berdasarkan keputusan Mubes I PMII di Leles Garut Jabar 20-27
Januari 1969 KOPRI berpindah kedudukannya di Surabaya Jawa Timur
Periode 1970-1973
Kongres IV PMII di Makasar
Ujungpandang 25-30 April 1970
Ketua Umum PMII : M. Zamroni
Sekretaris Umum : Madjidi Syah
Departemen Keputrian : Enny Suhaeni
PP Badan KOPRI
Ketua Umum : Adibah Hamid
Sekretaris Umum : Aminah Asraf BA
Kedudukan : Surabaya Jatim
Periode 1973-1977
Kongres V PMII di Ciloto Jawa
Barat 23-28 Desember 1973
Ketua Umum PMII : Abduh Paddare
Sekretaris Jenderal : Ahmad Bagdja
Sekbid Keputrian : Wus’ah Suralaga
Periode 1977-1981
Kongres VI PMII di Wisma Tanah
Air Jakarta 8-12 Oktober 1977
Ketua Umum PMII : Ahmad Bagja
Sekretaris Jenderal : Muhyidin Arubusman
Sekbid KOPRI : Fadilah Suralaga
Resuffle : Ida Farida
(Fadilah Suralaga naik sebagai Ketua IV Bidang KOPRI)
Periode 1981-1984
Kongres VII PMII di Pusdiklat
Pramuka Cibubur Jakarta 1-5 April 1981
Ketua Umum PMII : Muhyidin Arubusman
Sekretaris Jenderal : H. Tahir Husien
Ketua Bidang KOPRI : Fadilah Suralaga
Sekbid KOPRI : Lilis Nurul Husnaputri
Periode 1985-1988
Kongres VIII PMII di Bandung Jawa
Barat 16-20 Mei 1985
Ketua Umum PMII :
Surya Darma Ali
Sekretaris Jenderal :
M. Isa Muhsin
Ketua IV PMII (Bid KOPRI) : Iis Kholilah
Sekretaris VIII PMII (Bid KOPRI) : Dede Mahmudah
Hasil Resuffle:
Ketua IV PMII (Bid KOPRI) : Iriani Suaidah
Sekretaris VIII PMII (Bid KOPRI) : Hj. Siti Ma’rifah
Periode 1988-1991
Kongres IX PMII di Wisma Haji Surabaya
Jawa Timur November 1988
Ketua Umum PMII : M. Iqbal Assegaf
Sekretaris Jenderal : Abd Khalik Ahmad
Ketua KOPRI : Khofifah
Sekretaris Bid KOPRI : Ulha Soraya
(Pada Kongres ke IX di Surabaya ini KOPRI dibentuk kembali)
Periode 1991-1994
Kongres X PMII di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta 21-27 Oktober 1991
Ketua Umum PMII : Ali Masykur Musa
Sekretaris Jenderal : M. Syukur Sabang
Ketua KOPRI : Jauharoh Haddad
Sekretaris KOPRI : Siti Khadijah RM
Catatan: pada Kongres ke X ini awalnya kandidat calon ketua KOPRI ada 3
calon, yaitu: Calon dari Surabaya, Calon dari Yogyakarta dan Calon dari
Lampung. Dua calon pertama mengundurkan diri sehingga tinggal satu calon yaitu
calon nomor 3 dari Lampung, Jauharoh Haddad.
Periode 1994-1997
Kongres XI PMII di Samarinda
Kalimantan Timur 29 Oktober-3 Mopember 1994
Ketua Umum PMII : A. Muhaimin Iskandar
Sekretaris Jenderal : Rusdin M. Noor
Ketua KOPRI : Diana Mutiah
Sekretaris : -
Periode 1997-2000
Kongres XII PMII di Asrama Haji
Sukolilo Surabaya Jawa Timur 1997
Ketua Umum PMII : Syaiful Bahri Anshori
Sekretaris Jenderal : Usman Sadiqin
Ketua KOPRI : Lulu’ Nurhamidah
Sekretaris KOPRI : Wahidah Suaeb/Erni Sugiyati
Periode 2000-2003
Kongres XIII PMII di Medan
Sumatera Utara 2000
Ketua Umum PMII : Nusron Wahid
Sekretaris Jenderal : Cupli Risman
KOPRI : Bubar
Catatan : KOPRI dibubarkan pada forum Kongres ini melalui voting yang
hanya beda 1 suara antara yang setuju dibubarkan dan yang menolak dibubarkan.
Periode 2003-2005
Kongres XIV PMII di Kutai
Kertanegara Kalimantan 2003
Ketua Umum PMII : Malik Haramain
Sekretaris Jenderal : Isra D Pramulyo
Ketua KOPRI : Wiwin Winarti
Sekretaris KOPRI : Nina Hunainah
Catatan : KOPRI dibentuk kembali dengan status Semi Otonom, berdasarkan
hasil POKJA amanat Kongres XIV PMII 2003. Forum POKJA Perempuan PMII
dilaksanakan oleh PB PMII pada tanggal 26-29 September 2003 di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta.
Periode 2005-2007
Kongres XV PMII di Bogor Jawa
Barat 2005
Ketua Umum PMII : Herry Haryanto Azumi
Sekretaris Jenderal : Radli Kaelani
Ketua KOPRI : Ai’ Maryati Sholihah
Sekretaris KOPRI : -
Periode 2007-2010
Kongres XVI di Batam Maret 2008
Ketua Umum PMII : Radli Kaelani
Sekretaris Jenderal : Zaini Sofari
Ketua KOPRI : Eem Marhamah
Sekretaris KOPRI :
Suriyanti R.
Periode 2010-2013
Kongres XVII di Banjar Baru
Kalsel
Ketua Umum PMII : Adien Jauharudin
Sekretaris Jenderal : Jabidi Ritonga
Ketua KOPRI : Irma Muthoharoh
Sekretaris KOPRI : Herwanita
c.
KOPRI Sebagai Asset Pemberdayaan Perempuan
KOPRI harus memandang potensi kekuatan
konstituens yang berlakang pendidikan memadai, merupakan potensi yang dapat
dioptimalkan perannya dalam gerakan tranformatif. Watak pergerakan yang
mengedepankan idealisme merupakan kekuatan potensi bagi KOPRI untuk menjalankan
fungsi social control sebagai salah satu preassuregroup. Dengan
kekuatan nilai Islam insklusif dalam bingkai paradigma Ahlu Sunnah wa
al-Jamaah menjadi landasan moril dalam beraktivitas. Maka KOPRI sangat
potensial untuk melakukan trasfomasi menjadi gerakan yang mendukung perjuangan
menuju masyarakat yang berkesetaraan.
Gerakan-gerakan yang muncul kemudian
memang memiliki kekuatan human resources yang kemudian menjadi kiblat
bagi gerakan perempuan di Indonesia.Kondisi ini membuat KOPRI menjadi silau dan
minder sehingga lebih memilih untuk mengembangkan gerakan perempuan melalui
wadah-wadah baru tersebut.Akan tetapi KOPRI memiliki peluang yang bisa dimenej
menjadi sebuah kekuatan yang sejajar bahkan di atas gerakan-gerakan perempuan
yang baru ada pada saat wacana gender muncul.
d.
Membangun Citra Diri Kader
Untuk membangun citra kader KOPRI,
dalam buku Potret Gerakan Perempuan PMII disebutkan, yaitu antara lain:
1.
Intelektual-Akademik
Pilihan untuk bergumul dalam dunia
intelektual-akademik ini seharusnya memang merupakan sesuatu yang intern dalam
diri kader.Hal ini mengingat kader KOPRI merupakan insan akademik dalam posisi
sebagai mahasiswa aktif yang lekat dengan atribut intelektual.
2.
Gerakan Perempuan dan Advokasi Sosial
Kultur gerakan merupakan bagian dari
cara penyampaian aspirasi dan bentuk perjuangan kader. Maraknya gerakan
perempuan Indonesia sejak terbukanya keran demokrasi telah manjadi bahasan
sendiri dalam agenda global di Indonesia selain isu HAM dan demokratisasi.
Gerakan perempuan ini menemukan momentumnya seiring dengan membesarnya laju
persoalan pelik yang menimpa kaum perempuan
Persoalan perempuan yang kemudian
menjadi isu tersebut secara garis besar tergambar dari kasus-kasus yang menimpa
Tenaga Kerja Wanita yang kian semerawut, kekerasan dalam rumah tangga, jual
beli perempuan dan anak atau trafikking, masalah pelacuran yang tak
mengundang solusi
Dari masalah di atas tak ayal
aktivis-aktivis perempuan yang getol menempatkan gerakan perempuan sebagai
upaya untuk merubahnya. Karena yang menjadi target utama
dalam dari gerakan perempuan adalah sentuhan persoalan perempuan kepada penentu
kebijakan. Gerakan masa ini dalam sejarahnya dipandang efektif sebagai aplikasi
dan fungsi agent of control terhadap kebijakan Negara.Di sinilah kader
KOPRI juga turut melibatkan diri.
3.
Politisi dan Aktivitas Politik
Menjadi politisi atau menggeluti
aktivitas politik bagi kader KOPRI merupakan sesuatu yang prestis.Namun
demikian keterlibatan mereka dalam wilayah pertarungan ini masih ditampakkan
dengan sikap malu-malu baik ketika mereka masih menjadi mahasiswa atau ketika
menyandang gelar alumni.
Berbeda dengan laki-laki, wilayah politik yang
mengharuskan pemainnya terlibat dalam “pertarungan” membuat kader perempuan
enggan berhadapan dengan resiko.Resiko yang dimaksud adalah spekulasi intrik
dan konspirasi didalamnya.
4.
Professional
Kader yang menentukan pilihan ini
dalam hitungan jari.Pasalnya kader KOPRI yang memilki titik kecenderungan
menekuni sebuah profesi secara professional (diangap kurang popuer)
dibandingkan dengan garapan lainnya, terutama politik. Hal ini bisa dimaklumi
mereka tidak dapat enjoy dan mengaktualisasikan gagasannya mengingat iklim yang
tercipta tidak (belum) kondusif.
Penyebab lainnya adalah latar
belakang akademis kader KOPRI yang masih berkisar pada Islamic Studies.Komunitas
KOPRI tidak mampu mensuplai kebutuhan pasar berupa tenaga kerja yang
professional yang mensyaratkan kemampuan teknokratis.Akibatnya posisi dalam
birokrasi, sektor swasta tidak diduduki kader-kader KOPRI.
5.
Kelompok Sosial Keagamaan
Inilah pilihan citra diri kader
Kopri yang menempati posisi mayoritas.Posisi mereka pada kelompok sosial
keagamaan, jika mau jujur sesungguhnya bukanlah pilihan prioritas.
Bermodal basic pendidikan Pesantren
yang sarat nilai-nilai agama membuat kader KOPRI banyak mengambil pilihan dalam
bidang sosial-keagamaan setelah lulus kuliah. Pilihan ini terlihat dari
aktivitas mereka ketika masih terlibat dalam organisasi PMII. Di KOPRI mereka
banyak menyeburkan diri dalam aktivitas sosial kemasyarakatan seperti bakti
sosial, advokasi anak-anak jalanan, pendidikan alternatif kaum miskin kota dan
pengajian keliling. Aktivitas inilah yang nantinya membentuk citra diri kader
dalam keberpihakan pada aktifitas sosial-keagamaan.
e.
Strategi Pemberdayaan Perempuan
1.
Penguatan Institusi
Strategi pembubaran KOPRI merupakan
sikap aksionisme (berbuat asal berbuat) sebagai dampak eforia kesetaraan
gender. Karena kesadaran kesetaraan gender yang masih ada pada tingkat retorika
tetapi tidak aplikatif pada kebijakan. Karena pembubaran organisasi pada
dasarnya bentuk ketidakmampuan sebuah kelompok untuk tetap bertahan. Dari aspek
historis menunjukkan tidak ada sesuatu yang biasa melahirkan organisasi yang
disebut KOPRI
Akan tetapi meminjam analisa Weber
tentang masyarakat, KOPRI bisa menjadi sebuah masyarakat berdasarkan konvensi
dari individu-indvidu yang bukan sebuah harga mati. KOPRI bisa menjadi sebuah
wadah tempat bernegoisasi dari pada individu-individu yang berada didalamnya,
sehingga kesempatan-kesempatan tersebut didasarkan pada practical needs
dan strategic needs dari individu-individu yang ada didalamnya.
2.
Mempertegas Posisi
Kebutuhan akan penguatan institusi
perempuan merupakan jawaban yang amat penting untuk strategi perjuangan kaum
perempuan. Karena sebenarnya pemberdayaan kaum perempuan mau tidak mau masih
dilakuakn di dua aras. Aras pertama adalah pemberdayaan secara individual,
pemberdayaan secara individual inilah yang mengandalkan seleksi alam. Sehingga
hasil yang akan diraih oleh seorang perempuan tergantung seberapa besar bakat
dan usahanya sebagai penentu nasib. Aras kedua, adalah pemberdayaan institusi
yang kondusif untuk perjuangan perempuan dan institusi yang berspektif jender.
3.
Penguatan Ideologi dan Paradigma Gerakan
Penguatan ideologi di sini adalah upaya
yang dilakukan untuk menanamkan penggalian/pengkajian/eksplorasi pemikiran yang
berkaitan dengan ideolgi yang kita anut yaitu Islam Ahlu Sunnah wa al-Jamaah.
Bahwa metodologi berfikir Ahlu Sunnah wa al-Jamaah masih
memungkinkan untuk dikembangkan terutama untuk pemikiran KOPRI tentang
kesetaraan gender. Tidak hanya itu bahwa secara umum masih dibutuhkan
eksplorasi lebih lanjut pengembangan pemikiran yang terkait dengan pemberdayaan
masyarakat secara luas, juga tentang hubungan Negara dan masyarakat.
Bahwa warga KOPRI harus memahami
agenda besar KOPRI yang membentuk kader perempuan yang memahami Islam secara
insklusif dan pluralis agar nantinya dapat membentuk masyarakat yang demokratis
dan berkeadilan gender.
4.
Reformasi Produk Hukum, Struktur dan Manajemen Organisasi
Salah satu kelemahan yang
menyebabkan KOPRI kurang dapat mempertahankan institusinya secara menyeluruh
adalah manajemen organisasi yang lemah. Kurang kontrol atau perhatian dari PB
kepada cabang adalah salah satu sebab kader-kader menjadi kurang menaruh
kepercayaan kepada KOPRI, namun ini semua tidak lepas dari kemauan dan
responsifitas kader, karena pada dasarnya hubungan timbal balik top-down,
dan bottom up antara PB dan cabang yang akan sangat menentukan
kelangsungan organisasi.
Bahasa sederhana dari uraian
tersebut adalah perlunya saling menjaga komunikasi sehingga terjalin komunikasi
dua arah.Dengan demikian tidak terjadi miscommunication dan misunderstanding
antara struktur yang ada di atas maupun di bawah.Bahwa kesadaran untuk
mendapatkan akses informasi dan beraktivitas adalah kunci utama memanaj
institusi KOPRI. Konsolidasi yang intensif akan dapat menumbuhkan kepercayaan
kader sehingga akan memperkuat institusi secara menyeluruh. Untuk perlu
diciptakan design organisasi yang humanis, fungsional dan rigid antara PB
dengan cabang.
5.
Penguatan Intelektual
Salah satu agenda besar KOPRI adalah
menjadikan kader-kadernya berkualitas, dan ini terkait erat dengan
intelektualitas.Penguatan intelektual kader adalah yang mutlak dilakukan dalam
upaya memperkuat institusi.Penguatan intelektual sebagai upaya untuk
mencerahkan kader agar mampu berfikir dan bertindak kritis terhadap
ketimpangan-ketimpangan yang ada dalam lingkungan kita mulai dari masyarakat
sampai Negara. Semakin banyak kader yang berkulitas akan semakin menampakkan
bergainning KOPRI secara eksternal. Upaya yang dapat dilakukan dalam memperkuat
intelektual kader adalah dengan memperkuat sistem kaderisasi, karena sistem
kaderisasi yang baik diharapkan dapat menghasilkan kader-kader yang berkualitas
dan mempunyai bergainning position baik secara internal maupun
eksternal.
6.
Penguatan Jaringan
Salah satu modal untuk terus
meningkatkan bergainning position KOPRI secara institusi maupun individu
adalah adanya kepercayaan dari luar terhadap KOPRI untuk melakukan kerjasama
bersama apapun bentuk dan orientasinya.
Bahwa hal ini menjadi suatu yang
urgen mengingat dengan adanya jaringan secara tidak langsung KOPRI telah
melakukan opinion building ke luar.Pembangunan jaringan keluar tentu
saja tidak begitu saja terjadi namun minimal ada upaya bagaimana kita diakui,
diterima dan dipercaya untuk bisa memberikan ide-ide/pemikiran kita sehingga
KOPRI tidak hanya besar di rumah namun kecil di luar.
Bahwa KOPRI dengan kekuatan massanya
harus mampu menunjukan kelayakan untuk diperhitungkan di luar, terlebih lagi
dalam upaya transformasi wacana dan pemberdayaan masyarakat. Akan menjadi
kontra-produktif kemudian, bila ternyata KOPRI dengan modal massanya tidak
mampu melakukan aksional apapun.Atau minimal ada sesuatu gerakan yang cukup
menunjukan ciri khusus KOPRI dibandingkan dengan organisasi lainnya.
7.
Penguatan Masyarakat Khususnya Perempuan
Sebagai organsiasi kemasyarakatan
yang konsern pada pemberdayaan perempuan KOPRI berusaha untuk melakukan gerakan
moral yang dapat memberikan pencerahan terhadap masyarakat.Khususnya perempuan
terutama dalam memahami hak-hak dan kewajiban dalam masyarakat negara. Oleh
karenanya wajib bagi kader-kader untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
bahwa pemberdayaan bisa menyentuh kepada lini kehidupan, maka profesionalitas
kader yang dibarengi kepekaan/respon sosial yang tinggi akan menjadi modal bagi
KOPRI untuk dapat memberdayakan masyarakat.
Keberpihakan KOPRI terhadap masyarakat
lemah khususnya perempuan yang kurang mendapatkan keadilan akan hak-hak nya
adalah menjadi salah satu agenda yang penting dikedepankan. Dasar dari
hal ini adalah akses perempuan dalam ruang publik masih lemah dan perlu
dilakukan terutama berkaitan dengan penguatan hak-hak politik.Bahwasannya
perempuan mempunyai kepentingan lebih besar untuk akses terhadap segala
informasi dan ikut serta dalam pengambilan kebijakan karena perempuan sering
kali dekat dengan persoalan keluarga dan masalah anak-anak sehingga seharusnya
lebih mewakili banyak kepentingan masyarakat.Oleh karena KOPRI dituntut untuk
memilki kepekaan/respon sosial dengan ikut serta melakukan pemberdayaan
perempuan dengan melakukan penguatan hak-hak perempuan khususnya hak
politiknya.Capaian akhir dari usaha ini adalah demokratisasi masyarakat.
2.2 CANTIK
a.
Pengertian Wanita Cantik
Wanita cantik adalah seorang yang
berpandangan lebih terhadap nilai wujud kulit putihnya,paras
wajahnya,rupawan,indah di pandang,hidungnya,matanya,suaranya dsb.
· Wanita
Cantik adalah seorang yang mempunyai jiwa yang ramah, santun, sabar,
disiplin bila dalam melakukan aktifitasnya.
· Wanita
Cantik adalah seseorang yang memiliki keindahan lebih terhadap tubuh yang
dimiliiknya bila di bandingkan dengan orang lain.
Mengapa Kopri PMII harus cantik? Kerana agar timbulnya
rasa percaya diri pada diri kader.
Dalam Islam Allah menciptakan manusia dalam
kesempurnaannya, dalam firman Allah SWT:
“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya” ( Qs. At-tin-4)
Wanita cantik kata Rasulullah adalah seorang yang
menjadikan dalam kesehariannya hanya untuk beribadah kepada Allah, Keindahan
wajahnya ia tundukan dengan rasa malu,Warna kulitnya yang putih/kuning ia
selimuti dengan pakaian/ hijab, keindahan suaranya ia hiasi dengan lafad
asma-asma Allah, Sorotan matanya ia tundukan hanya melihat kekuasaan Allah,
aktifitas selalu untuk Allah.
2.3 CERDAS
Apa itu Wanita Cerdas ?
- Wanita Cerdas adalah Seorang wanita yang memiliki
kelebihan akal,ide-idenya cemerlang,pintar,jenius,serba bisa dalam
melakukan aktifitasnya
- Wanita Cerdas adalah Seseorang yang mempunyai
segudang ilmu,penghargaan,piala-piala.
Apakah kita termasuk wanita cerdas?
Dalam pandangan islam wanita yang cerdas adalah wanita
yang berorientasikan segala ide, gagasannya,pikiranya untuk memperjuangkan
kalimah Allah di dalam muka bumi ini.
Wanita Yang cerdas yang bisa membimbing masyarakat yang
membutuhkan pemahaman ajaran islam dengan memberikan pengajian sesuai kemampuan
atau menghidupkan suasana islami atau mengajak ke tempat yang di muliakan
Allah.
Apa itu Wanita Aktif?
- Wanita Aktif adalah seseorang yang selalu
melakukan kegiatan serta aktifitasnya untuk mencapai yang di inginkannya
- Wanita Aktif adalah Seorang yang tidak berdiam
diri, melamun, tidak pasif tapi selalu melakukan aktifitasnya demi
karirnya
- Wanita Aktif adalah Seorang yang memiliki
kemampuan tenaga yang energik, periang tanpa lelah bekerja untuk menggapai
jabatan atau maksud tertentu.
Apakah kita wanita Aktif ?
- Wanita Aktif adalah seseorang yang dalam
aktifitasnya untuk mengerjakan amal-amal makruf dan mencegah
bentukkemaksiatan,kesengsaraan,kemungkaran ( QS. 2 : 110)
- Wanita aktif adalah wanita yang memiliki
orientasi hidupnya untuk berjuang semata karena Allah, dengan menjadikan
segala amalan-amalan yang di lakukan sebagai investasi di Akhirat kelak
2.4 Cara Agar Wanita Kreatif
Berikut
beberapa tips yang bisa Kopri lakukan
untuk menjadi kreatif:
1. Mencoba
hal-hal baru
Dalam hal
apapun, ibu jangan takut mencoba hal-hal baru yang selama ini belum pernah
dilakukan.Yang penting halal, boleh dipraktikkan.Seperti mencoba resep masakan
baru, yang belum pernah disajikan di rumah.Menyediakan cemilan yang belum
pernah disajikan, sehingga penghuni rumah tidak bosan.Termasuk mendesain ulang
interior. Ya, sekali waktu, ubahlah penempatan perabot rumah atau mengganti
warna cat tembok. Suasana baru, akan menimbulkan semangat baru. Terlebih
anak-anak, cepat sekali bosan.Desain ulang kamarnya, niscaya membuat anak betah
beraktivitas di kamar “baru”-nya.
2. Terus
belajar
Belajar bisa dilakukan kapan saja,
di mana saja dan melalui cara apa saja. Ibu pun harus menambah wawasannya, baik
membaca buku, mengikuti pelatihan/seminar, browsing internet, dll. Dalam kaidah
Islam ada ungkapan seperti: “belajarlah sampai ke negeri Cina”, “belajar dari
sejak buaian ibu sampai ke liang lahat”, ”untuk meraih kebahagaiaan di dunia
capailah dengan ilmu, untuk meraih kebahagiaan di akhirat capailah dengan ilmu
dan untuk meraih kedua-duanya capailah dengan ilmu”. Itu adalah ungkapan untuk
memotivasi kita dalam membangun semangat belajar. Dan orang yang selalu belajar
akan memiliki pola pikir kreatif dalam kesehariannya.
3. Sharing
dengan orang-orang kreatif
Jika ingin mengetahui karakter
seseorang, lihatlah dengan siapa dia berteman.Itu mungkin ungkapan yang tepat
untuk menggambarkan betapa pentingnya arti seorang teman. Jika Anda selalu
berhubungan dengan orang-orang kreatif, Anda akan menjadi orang kreatif. Jadi,
sekali waktu ngobrollah dengan teman soal kerumahtanggaan.Muslimah tak harus
membahas soal dakwah melulu dengan teman satu pengajian, tapi juga sharing
tentang pernak-pernik rumah tangga.Niscaya ada inspirasi-inspirasi baru dari
obrolan itu.
4. Ciptakan suasana kondusif
Buatlah rumah tempat yang nyaman dan
menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga, juga tamu atau saudara yang datang.
Suasana yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, dan
memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau
percobaan.Jangan jadikan rumah tegang karena seluruh penghuni serius atau
lengang tanpa obrolan plus candaan. Meski tetap menjaga suasana spiritual,
memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitmen sebagai norma yang
berlaku, suasana rumah yang “cair” membantu penghuni merasa bahagia.
2.5 ciri-ciri wanita cerdas
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki pertimbangan dalam menggunakan waktunya
-
Bila seorang wanita menghabiskan banyak waktunya untuk
sibuk bekerja berarti ia mengerti arti dan pentingnya bekerja. Dia selalu
berusaha untuk membuat segala sesuatunya teratur sehingga lebih mudah
dikerjakan.
-
Wanita yang lebih sering tersenyum dan sangat aktif
biasanya mampu memilah manakah yang menjadi prioritas sehingga ia bisa
mendapatkan waktu untuk bersenang-senang walaupun sangat sibuk.
2. Senang membantu dan menyelesaikan persoalan
-
Wanita cerdas biasa efisien dalam bekerja dan tahu
bagaimana mencari sumber informasi yang ia butuhkan serta cara menggunakan
informasi itu di waktu dan tempat yang tepat.
-
Wanita cerdas biasanya menjauhi konflik namun ia masih
bisa mengatakan “tidak” dengan cara yang baik. Ia tidak akan menebar kebencian
pada teman sekantornya dan memiliki pengendalian diri yang baik.
-
Bila seorang
wanita tertarik pada diskusi ilmiah dan pendidikan,ia pasti masih akan
mengikuti perkembangan baru dunia pendidikan atau ilmu yang mendukung studi dan
pekerjaannya. Ini berarti ia masih ingin terus mengembangkan pendidikan dan
karirnya.
-
Wanita cerdas bisa membedakan antara pekerjaan dan
kehidupan sosialnya. Hal ini bukan hanya tercermin dari cara ia berperilaku
namun juga pada pakaian yang ia kenakan. Ia bisa membedakan kapan waktunya
bersantai dan serius bekerja.
Itu dia ciri-ciri wanita
yang cerdas. Wanita yang cerdas biasanya memiliki tingkat toleransi yang tinggi
sehingga ia tahu kapan bisa memulai dan mengakhiri sebuah perbincangan. Bila
ingin mendapatkanwanita seperti ini, mulailah menghormati dan menghargai setiap
wanita yang kamu temui.
DAFTAR
PUSTAKA